GASTRITIS

 

Nama : Asyifa Salfaiza

NIM : 20.0.P.261

TUGAS SIK

GASTRITIS

Gastritis berdampak pada proses belajar siswa dan gastritis pada umumnya disebabkan karena pola  makan  tidak teratur  dan  stress.  Dari  survey  awal  pada  7  remaja yang  riwayat Gastritis didapatkan 4 remaja mengalami kekambuhan sebulan lebih dari 2 kali, sedangkan 2 orang remaja mengalami kekambuhan gastritis sebulan 2 kali, dan 1 orang remaja mengalami kekambuhan  gastritis sebulan  1  kali. Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  hubungan pola makan dan tingkat stress dengan kekambuhan gastritis pada remaja kelas XI dan XII di SMKN  1  koto  XI  tarusan  tahun  2020.Jenis  penelitian  ini  adalah  deskriptif  analitik  dengan teknik total sampling pada 30 sampel remaja kelas XI dan XII di SMKN 1 Koto XI Tarusan, dengan   menggunakan   kuesioner   dalam   bentuk   google   form   dan   pengolahan   data menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat. Hasil penelitian menunjukkan (43.3%) pola makan cukup teratur, (36.7%) pola makan tidak teratur (20.0%) pola makan teratur(50 %)  tingkat  stress  sedang,  (30%)  tingkat  stress  ringan,  (20%)  tingkat  stress  berat.  (43.3  %) kekambuhan  ringan,  (33.3.%)  kekambuhan  sedang,  (23.3  %)  kekambuhan  berat,  adanya hubungan   yang   bermakna   antara   pola   makan   dengan   kekambuhan   gastritis,   adanya hubungan   yang   bermakna   antara   tingkat   stress dengan gastritis kekambuhan. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dan tingkat stress dengan kekambuhan gastritis. Diharapkan remaja dapat mengurangi makan makanan yang pedas karena terbukti dapat mempengaruhi terjadinya kekambuhan gastritis dan diharapkan remaja  dapat  mengurangi  tingkat  stress  dengan  terbuka  terhadap  masalah  yang  dihadapi kepada orang terdekat. (Kesehatan et al., 2020)

 

Gastritis   atau lebih   dikenal   sebagai maag   berasal   dari   bahasa   Yunani   yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan it is yang  berarti  inflamasi/peradangan.  Dapat juga   disebut  suatu   keadaan   peradangan atau  peradangan  mukosa  lambung  yang bersifat  akut,  kronis,  difus  dan  lokal.  Ada dua  klasifikasi  gastritis  yang  terjadi  yaitu gastritis akut dan kronik (Price dan Wilson, 2013). Penyakit   Gastritis   ini   jika   dibiarkan akan semakin parah, terlebih jika tidak ada pengaturan   pola   makan   yang   baik   dan benar maka akan menimbulkan kekambuhan     yang akan menganggu aktivitas    penderita    (Wahyu,supono,    & Hidayah,2015). Kekambuhan adalah kembalinya suatu penyakit setelah nampaknya mereda. Kekambuhan menunjukkan     kembalinya     gejala-gejala penyakit   sebelumnya   cukup   parah   dan mengganggu    aktivitas    sehari-hari    dan memerlukan   perawatan   inap   dan   rawat jalan yang tidak terjadwal (Dorland, 2015).

Stress  yang  berkepanjangan  menjadi pemicu  munculnya  gastritis  karena  dapat menyebabkan   aliran   darah   ke   mukosa dinding    lambung    berkurang    sehingga terjadi  peningkatan  permeabilitas  dinding lambung.   Hal   ini   dapat   menyebabkan dampak  negatif  pada  keadaan  psikologis seseorang.    Konsumsi    obat-obatan    anti inflamasi nonsteroid dapat memicu  kenaikan   asam   lambung   karena   terjadi difusi balik ion hidrogen ke epitel lambung. Sehingga  mengakibatkan  dinding  mukosa lambung   mengalami   iritasi   dan   derajat keasaman   lambung   meningkat   (Ardian, 2013).  Stres  memiliki  efek  negatif  melalui mekanisme neuroendokrin terhadap saluran    pencernaan    sehingga    berisiko untuk mengalami   gastritis   (Saroinsong, 2014). Selain  tingkat  stres,  pola  makan  juga mempengaruhi  kejadian  penyakit  gastritis karena  pola  makan  yang  tidak  sesuai  baik frekuensi,  makan  tidak    teratur  atau  tidak makan apapun dalam waktu  relative lama, akibatnya, kadar  asam    lambung  terkikis hingga menimbulkan semacam  tukak. Jika pengikisan sudah terjadi, gastritis pun akan semakin   beresiko   gejala   penyakit   yang muncul  tidak    lagi  sekedar  mual,  muntah atau   sakit   perut,   tetapi   juga   meningkat hingga feses yang berdarah (Sopyan, 2015).

 

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian "Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stress dengan Kekambuhan Gastritis  pada  Remaja  kelas  XI  dan  XII  di SMKN   1   Koto   XI   Tarusan   Pesisir   Selatan Tahun  2020" dapat disimpulkan sebagai berikut :1.43.3% responden yang mengalami pola makan cukup teratur2.50 % respondenmengalami   tingkat stress sedang 3.43.3 % respondenmengalami kekambuhan ringan 4.Ada  hubungan  yang  bermakna  antara pola    makan dengan    Kekambuhan Gastritis pada Remaja kelas XI dan XII di SMKN  1  Koto  XI  Tarusan  Pesisir Selatan Tahun 20205.Ada  hubugan  yang  bermakna  antara tingkat   stress dengan Kekambuhan Gastritis pada Remaja kelas XI dan XII di  SMKN  1  Koto  XI  Tarusan  Pesisir Selatan Tahun 2020

 

DAFTAR PUSTAKA

Kesehatan, J., Aisyiyah, L., Kesehatan, J., & Aisyiyah, L. (2020). Jurnal Kesehatan Lentera ‘Aisyiyah, 3(1). 3(1), 317–326.

 

Komentar

Posting Komentar